get app
inews
Aa Read Next : Penangkapan Kurir Narkoba di Nganjuk: Ribuan Pil Koplo dan Sabu Disita Polisi

Mengenal Pondok Pesantren Gado-gado, Santri dari ODGJ hingga Pecandu Narkoba

Sabtu, 25 Maret 2023 | 09:27 WIB
header img
Muhammad Ridho saat mengajari santri tuna netra Masiran membaca Al Qur'an. Foto : iNewsNganjuk.id / Meita

NGANJUK, iNewsNganjuk.id,- Pondok pesantren di Indonesia pada umumnya memiliki santri dengan fisik yang normal. Namun berbeda dengan Ponpes Nurul Islah yang  terletak Ngronggot Kabupaten Nganjuk ini.

Pondok pesantren ini dikenal dengan ponpes Gado-gado. Disebut ponpes Gado-gado karena santrinya berasal dari latar belakang fisik yang berbeda-beda. Bukan hanya kondisi fisik saja yang berbeda , namun juga kondisi mental santri di ponpes ini juga berbeda.

Para santri di Ponpes Nurul Islah ini tidak hanya berasal dari Nganjuk saja namun juga berasal dari luar daerah, seperti Kediri, Sidoarjo, Cilacap, Brebes, Lampung, Bali dan beberapa kota Lainnya. Saat ini total santri tercatat 47 orang.

Dari pejalanan sejarahnya pondok ini di dirikan oleh Almarhum Kiai Sumanan Hidayat atau lebih dikenal dengan Kiai Manan. Beliau mendirikan Pondok Pesantren ini karena mendapat nasehat dari gurunya, yakni Almarhum Kiai Haji Toha Mu'id pengasuh pondok pesantren Al- Islah Bandar kidul Kediri.

Muhammad Ridho, sebagai pengurus Ponpes Nurul Islah ini mengungkapkan, santrinya memang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, beraneka kondisi fisik dan rohaninya. Mulai dari pecandu narkoba, ODGJ, korban broken home, anak autis, cacat fisik, mantan pemabuk, korban KDRT, kaum dhuafa, hingga kehamilan yang tidak diinginkan, dan diantara para santri di ponpes tersebut berstatus yatim.

" Ada santri yang sehat secara akal pikiran maupun secara jiwa itu sakit ( ODGJ) orang dengan gangguan jiwa, bisa mondok disini dan untuk mondol disini semuanya gratis tanpa dipungut biaya apapun," ungkap Ridho saat ditemui pada Jumat (24/03/2023).

Ridho mengungkapkan kenapa Ponpes disini berbeda dari ponpes lainnya karena beliau mengamalkan dari hadist Nabi Muhammad SAW bahwa sebaik-baiknya manusia dapat bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

" Latar belakang berdirinya pondok ini selain dari hadist Nabi Muhammad juga nasehat dari Kiainya Almarhum Haji Manan yakni siapapun nanti yang datang ke pondok merupakan tamu atau hamba Allah bagaimanapun latar belakangnya, masalah hidupnya jangan sampai ditolak dan sebisa mungkin dirawat dengan baik,"tutupnya

Bahkan di Pondok Pesantren ini ada Salah satu santri penyandang cacat Tuna Netra sudah menghafal Al Qur'an sampai 15 Jus. Santri tersebut bernama Masiran selama 15 tahun sudah belajar Al-Qur'an dibimbing langsung oleh Kyai Manan. Namun setelah Kyai Manan meninggal semangatnya tidak pernah padam sampai sekarang.

Editor : Meita Nila Sari

Follow Berita iNews Nganjuk di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut