get app
inews
Aa Text
Read Next : Konektivitas dan Estetika: Jembatan Kutorejo Siap Jadi Ikon Baru Nganjuk

Totok Kerot, Arca Raksasa Penjaga Gerbang yang Menyimpan Kutukan Cinta Putri Lodoyo

Senin, 12 Mei 2025 | 09:05 WIB
header img
arca Totok Kerot (Dwarapala) di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Foto : iNewsNganjuk/Johanrief.

Kediri.iNewsNganjuk.id — Sebuah arca raksasa bergaya Dwarapala berdiri kokoh di pinggir jalan Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Warga sekitar mengenalnya sebagai Totok Kerot, arca misterius yang diyakini menyimpan kisah tragis tentang cinta dan kutukan seorang putri dari Lodoyo kepada Raja Kediri, Sri Aji Jayabaya.

Konon, sang putri yang cantik jelita ingin dipersunting Jayabaya, namun niatnya ditentang sang ayah. Tak gentar, Dia nekat datang ke Kediri dan bahkan memenangkan pertempuran melawan pasukan Jayabaya. Tekadnya bulat, jika keinginannya tak dikabulkan, dia akan membuat kekacauan.

Tuntutan sang putri akhirnya dipenuhi. Dia bertemu Sri Aji Jayabaya dan mengutarakan keinginannya untuk dinikahi. Namun Jayabaya menolak. Penolakan itu berujung pada perang tanding. Dalam pertarungan sengit, sang putri terdesak, hingga Jayabaya mengeluarkan sabda, menyebutnya berkelakuan seperti buto (raksasa). Seketika, sang putri dikutuk menjadi arca batu raksasa, Totok Kerot.

"Ini sebenarnya adalah arca Dwarapala, biasa ditemukan di pintu gerbang candi atau istana," ujar Aris Trio Effendi, pegiat sejarah asal Nganjuk, saat mengunjungi lokasi bersama media ini pada Minggu (11/5). Dia menjelaskan bahwa Dwara berarti jalan dan Pala artinya penjaga, sehingga Dwarapala dimaknai sebagai penjaga gerbang.

Aris menambahkan, biasanya terdapat dua arca Dwarapala berdiri berpasangan. Namun, di lokasi ini hanya tersisa satu. "Entah satunya ke mana. Bisa jadi memang hilang atau arca ini sebenarnya sudah dipindahkan dari tempat aslinya," ucapnya.

Arca Totok Kerot tampil menyeramkan, bermata melotot, berambut gimbal, bertelinga anting besar, dan berkalung tengkorak. Sebuah ular melilit kaki kanannya, dan gelang bertema tengkorak melingkar di lengannya. Sayangnya, tangan kirinya kini telah patah.

Dengan posisi jongkok dan satu kaki terlipat, postur arca ini khas seperti Dwarapala lainnya. Meski asal-usul pastinya belum dapat dipastikan, warga percaya arca ini berasal dari era Kerajaan Kadiri, sebagai simbol penjaga, atau mungkin sebagai saksi bisu kutukan seorang putri yang patah hati.

Editor : Agus suprianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut