get app
inews
Aa Read Next : Kontroversi Tanah, Eksekusi Pengadilan Nganjuk terhadap Azizah Mamik Pramono

Meriahnya Upacara Tawur Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh Umat Hindu di Nganjuk

Rabu, 22 Maret 2023 | 11:02 WIB
header img
Umat Hindu saat mengarak Ogoh-ogoh dari Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis menuju Museum Jenderal Sudirman. Foto: iNewsNganjuk.id/Meita

NGANJUK, iNewsNganjuk.id,- Upacara Tawur Kesanga dan Pawai ogoh-ogoh kembali digelar oleh masyarakat Hindu di Desa Bajulan, kacamatan Loceret setelah  selama masa pandemi hanya dilakukan di halaman Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis.

Namun, untuk tahun ini ogah-ogah akan diarak dari halaman depan pura menuju ke monumen Jenderal Sudirman dengan dikuti oleh semua umat Hindu. Kemeriahan ini disaksikan oleh masyarakat sekitar, Selasa (21/03/2023)

Sebelum pawai dimulai umat Hindu melakukan upacara Tawur Kesanga terlebih dahulu. Kemudian setelah dilakukan upacara tawur kesanga baru ogoh-ogoh akan diarak dan di bakar.

Upacara Tawur Kesanga sendiri memiliki makna persembahan kepada pertiwi. Karena selama satu tahun umat manusia telah mengambil segala manfaat yang ada di bumi. Oleh sebab itu ritual tersebut sebagai simbol membersihkan bumi dari hal- hal yang buruk.

Ogoh-ogoh merupakan gambaran energi alam, jika besar akan menakutkan. Wujud ogoh-ogoh yang besar diproses secara simbol supaya umat paham dengan simbol tersebut, nantinya wujud ogoh-ogoh ini akan di bakar supaya menjadi abu.

Damri mengungkapkan pada masa pandemi   upacara Tawur Kesanga dan pembakaran ogoh-ogoh juga diadakan namun hanya di area Pura.

"Setiap tahun upacara Tawur Kesanga dan pembakaran Ogoh-ogoh selalu dilaksanakan namun hanya dilakukan di area Pura. Karena masa pandemi sudah selesai untuk tahun ini ogoh-ogoh kami arak  dari pura sampai ke museum panglima Sudirman," ungkap damri.

Rangakaian upacara sendiri yakni prosesi upacara Tawur Kesanga setelah itu dilanjutkan dengan pembakaran Ogoh-ogoh untuk membuang semua energi negatif baik dari alam maupun manusia itu sendiri.

Kegiatan ini dihadiri oleh semua umat Hindu dan disambut antusias masyarakat sekitar untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh dan prosesi upacara Tawur Kesanga yang selama 2 tahun ditiadakan.

Mangku Damri mungungkapkan setelah diadakan upacara Tawur Kesanga dan pembakaran Ogoh-ogoh diharapkan semua unsur negatif hilang dan digantikan dengan yang baik-baik.

" Setelah diadakan upacara dan pembakaran Ogoh-ogoh ini kami semua umat Hindu memiliki harapan hal- hal negatif dari alam maupun manusia akan hilang dan digantikan dengan hal- hal yang bersifat positif ," tutupnya.

Hari Raya Nyepi sendiri sebagai ajang introspeksi diri sehingga umat Hindu harus menghindari 4 pantangan, yakni Amati Geni atau menyalakan api, Amati Lelangungan atau tidak berpergian, Amati Karya atau tidak bekerja, Amati Lelangaun atau tidak bersenang-senang.

Editor : Meita Nila Sari

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut