Mengintip Tradisi Baritan Warga Nganjuk dalam Peringati Tahun Baru Islam

NGANJUK,iNewsNganjuk.id - Dalam rangka memperingati tahun baru Islam atau bulan Muharram atau bulan Suro (Jawa), ratusan warga Desa/Kecamatan Ngetos menggelar acara tradisi Baritan Rabu, (19/07/2023).

Baritan sendiri adalah merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa yang sudah diwariskan turun - temurun sejak jaman dahulu yaitu dengan menggelar doa bersama dengan disertai selamatan.

Baca Juga

Kapolres Nganjuk Memimpin Serah Terima Jabatan Kabaglog, Kasat Bimas, dan Kapolsek Ngluyu

Tradisi Baritan biasanya dilakukan oleh warga Desa Ngetos dengan berkumpul bersama di tengah jalan dengan membawa berbagai makanan (nasi) yang nantinya akan dimakan bersama - sama setelah berdoa yang dipimpin oleh sesepuh desa setempat.

Selain memperingati tahun baru Islam, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka tasyakuran dan ikhtiar untuk menolak bala serta malapetaka. Kegiatan ini juga sebagai bentuk wujud rasa syukur kepada Allah Swt atas berkah dan Rahmat yang telah diberikan kepada warga Ngetos khususnya.

Aris Trio Effendi salah satu warga mengatakan bahwa Tradisi Baritan dilaksanakan warga Ngetos dengan berdoa bersama dengan membawa makanan yang biasa mereka sebut "Lengkong" (nasi dengan wadah pelepah pisang) dan "Takir Plontang" (nasi dengan wadah daun pisang kecil).

Baca Juga

Malam Seru di Nganjuk: Destinasi Wisata yang Tak Boleh Dilewatkan

"Memperingati tahun baru Islam dengan menggelar Tradisi Baritan sebagai bentuk wujud rasa syukur dan mempererat tali silahturahmi dan menumbuhkan semangat gotong royong antar warga,"ujar Aris.

Setelah semua warga berdoa bersama (tahlilan) yang dipimpin sesepuh desa barulah semua Takir - Takir dibagikan secara acak kepada warga dan warga pun tak boleh memilih. Sebagian warga Takir yang sudah dibagikan bisa dimakan di tempat namun ada juga yang dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga.

Editor : Meita Nila Sari