get app
inews
Aa Text
Read Next : Jumat Berkah Polsek Pace, Membantu dan Menginspirasi Gotong Royong

7 Tempat Wisata Sejarah di Nganjuk, Nomor 2 Cikal Bakal Berdirinya Kabupaten Nganjuk

Kamis, 21 September 2023 | 13:17 WIB
header img
Pura Kerta Bhuwana salah satu destinasi wisata sejarah yang ada di Nganjuk. Foto : iNewsNganjuk.id/ Meita.

NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur yang menawarkan beragam destinasi wisata menarik. Terkenal dengan julukan "Kota Angin," daerah ini menyediakan pilihan wisata sejarah yang menarik bagi keluarga anda. Salah satu yang paling istimewa adalah wisata sejarahnya.

Nganjuk memiliki kisah sejarah yang menarik yang membentang dari masa kejayaan Kerajaan Majapahit hingga masa kemerdekaan Indonesia. Ketika anda mengunjungi kabupaten ini, jangan lewatkan untuk menjelajahi destinasi wisata sejarahnya.

Berikut adalah 7 tempat wisata sejarah di Nganjuk

 

1. Candi Ngetos 

Candi Ngetos adalah peninggalan zaman Majapahit yang terletak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, sekitar 17 kilometer di selatan Kota Nganjuk. Diperkirakan dibangun pada abad ke-15 pada masa Kerajaan Majapahit, candi ini memiliki ciri khas Siwa-Wisnu. 

Konon, candi ini dibangun sebagai tempat pemakaman Raja Hayam Wuruk, yang menginginkan pemakaman di daerah ini karena Ngetos masih merupakan wilayah Majapahit yang menghadap Gunung Wilis, yang dianggap sebagai Gunung Mahameru.

2. Candi Lor 

Candi Lor adalah bangunan berbahan baku bata merah yang dipercayai sebagai cikal bakal berdirinya Kabupaten Nganjuk. Candi ini didirikan oleh Mpu Sindok pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi sebagai tanda kemenangan Sindok atas Melayu dan sebagai penghormatan kepada rakyat Anjung Ladang yang berjuang dalam peperangan tersebut.

Awalnya, Candi Lor memiliki struktur bertingkat dan berwujud Siwaisme, menghadap ke arah barat. Di bagian barat candi, terdapat arca, lingga, dan yoni, tetapi semuanya telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Di sebelah barat candi, terdapat dua makam yang diyakini sebagai makam abdi kinasih Mpu Sindok, yaitu Eyang Kerto dan Eyang Kerti.

Kompleks Candi Lor juga menjadi lokasi penemuan Prasasti Anjuk Ladang yang kini disimpan di Museum Nasional. Prasasti ini secara umum berisi maklumat dari seorang pejabat tinggi kerajaan. Dengan demikian, Candi Lor bukan hanya merupakan saksi sejarah yang penting, tetapi juga menjadi situs bersejarah yang mencerminkan kejayaan masa lalu.


3. Museum Anjuk Ladang 

Museum Anjuk Ladang dinamai sesuai dengan prasasti Anjuk Ladang yang menjadi asal mula nama Nganjuk. Prasasti ini ditemukan di Candi Lor, Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Nganjuk, dan saat ini menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional di Jakarta. Museum ini menyimpan berbagai peninggalan bersejarah seperti arca-arca, guci, uang logam kuno, wayang kulit, gerabah, keramik, dan genta, yang mencerminkan identitas Nganjuk dalam berbagai periode sejarah, termasuk zaman Hindu, Doho, dan Majapahit.

4. Monumen Dr Soetomo 

Di Nganjuk, terdapat sebuah monumen yang sangat layak untuk dikunjungi. Sebagai warga negara yang patut memberikan penghormatan kepada para pahlawan, salah satunya adalah dengan mengunjungi Monumen Dr. Soetomo yang bersejarah.

Di monumen ini, Dr. Soetomo diabadikan dalam posisi duduk di atas kursi, sambil tangannya menggenggam buku terbuka, yang jelas menunjukkan bahwa beliau adalah seorang cendekiawan yang mendalam dalam ilmu pengetahuan. Monumen ini adalah yang ketiga di Jawa Timur dan diresmikan oleh Menteri Penerangan RI (H. Harmoko) pada tanggal 6 Mei 1986. Selain monumen ini, ada dua patung lain dari Dr. Soetomo di Surabaya, yaitu satu di depan Rumah Sakit Dr. Soetomo berbentuk patung perunggu separuh badan dan satu lagi di depan Gedung Nasional Indonesia berbentuk patung batu yang berdiri tegak.

Selain monumen dan patung-patung tersebut, di tempat ini juga dapat ditemukan koleksi peralatan praktik kedokteran yang berkaitan dengan penyakit kulit dan penyakit kelamin. Beberapa di antaranya termasuk Trigator, alat yang digunakan untuk membilas saluran kemih penderita infeksi (diproduksi pada tahun 1930), alat pengobatan listrik untuk mengatasi penyakit kulit, serta fasilitas pemeriksaan khusus untuk pasien wanita.


5. Monumen Jenderal Sudirman 

Monumen Gerilya Jenderal Sudirman terletak di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Nganjuk, tidak jauh dari Monumen Dr. Soetomo. Desa Bajulan pernah menjadi tempat berlindung Jenderal Sudirman selama 9 hari saat perjuangan melawan penjajah Belanda pada tahun 1945. Sekitar 3 kilometer ke selatan dari monumen ini, terdapat padepokan yang digunakan oleh Jenderal Soedirman dan pasukannya sebagai tempat beristirahat, berunding, dan bersembahyang.

6. Masjid Al Mubarok 

Masjid Al-Mubarok terletak di Jl. May Jend. Supeno No.76, Gerekan, Kacangan, Berbek, Kabupaten Nganjuk. Masjid ini memiliki sejarah panjang dan berhubungan erat dengan berdirinya Kabupaten Nganjuk. Di dalam kompleks masjid ini, anda dapat menemukan makam Kanjeng Jimat, Bupati Berbek pertama yang berperan dalam berdirinya kabupaten ini. Ornamen bersejarah, seperti mimbar tahun 1758 dan bedug tahun 1759, juga dapat ditemukan di masjid ini.

7. Pura Kerta Bhuwana 

Pura Kerta Bhuwana adalah tempat ibadah umat Hindu di Nganjuk. Pura ini berasal dari Candi Sapto Argo yang ditemukan di puncak Gunung Wilis, digunakan untuk memuja Dewa Wisnu, Dewi Sri, dan leluhur. Di sekitar candi ini, ditemukan prasasti dan pajenengan berupa Genta, Lonceng, dan Pasepan, yang semuanya dijaga dan dirawat sebagai bagian dari Pajenengan di Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis.

Semoga informasi ini membantu anda menikmati perjalanan sejarah yang menarik di Nganjuk.

 

 

Editor : Meita Nila Sari

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut