NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Musim penghujan saat ini menjadi ujian berat bagi petani bawang merah di wilayah Sidokare, Kabupaten Nganjuk. Hujan yang berkepanjangan tidak hanya memberikan keberkahan air, tetapi juga menimbulkan berbagai kesulitan dalam perawatan bawang merah. Petani di wilayah ini melaporkan peningkatan resiko penyakit tanaman dan kondisi tanah yang sulit dikelola.
Tanah yang terlalu lembab dapat menyebabkan perkembangan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman bawang merah. Selain itu, tingginya curah hujan juga berdampak pada peningkatan serangan hama seperti ulat dan kutu.
Sony Wijanarko (29 tahun), salah satu petani di daerah ini, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi petani bawang merah saat musim hujan. "Kalau musim hujan seperti ini, bertani bawang merah cukup sulit, karena bawang merah butuh cuaca yang sedang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu hujan," ujarnya.
Sony menambahkan, "Pemakaian pupuk saya kurangi karena kalau pemakaian pupuk standar seperti di musim panas, akibatnya bawang merah akan mudah terkena penyakit. Saya lebih rutin menggunakan pestisida jenis fungisida dan insektisida minimal jeda 1 hari, ketika bawang merah sudah berumur 25 hari ke atas."
Meski menghadapi kesulitan, semangat petani bawang merah tetap tinggi untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen. Harapannya, kondisi cuaca akan membaik sehingga petani dapat melanjutkan perawatan tanaman dengan lebih optimal.
Editor : Meita Nila Sari