get app
inews
Aa Read Next : Rangsang Gen Z Gunakan Hak Pilihnya, KPU Nganjuk bagi Ayam Geprek Gratis

Menggali Konsep Silent Majority dalam Konteks Politik dan Sosial

Sabtu, 17 Februari 2024 | 09:52 WIB
header img
Menggali konsep silent majority. Foto: iNewsNganjuk.id/ilustrasi.

NGANJUK, iNewsNganjuk.id,- Istilah ‘silent majority’ telah menjadi sebuah frasa yang sering digunakan dalam diskusi politik dan sosial, terutama dalam konteks pemilihan umum dan pandangan masyarakat terhadap isu-isu kontroversial. Konsep ini mengacu pada sebagian besar populasi yang diam atau tidak terlibat secara aktif dalam perdebatan publik, tetapi dianggap memegang pandangan yang dominan atau mayoritas dalam masyarakat.

Istilah ini pertama kali mendapat perhatian nasional di Amerika Serikat selama era Presiden Richard Nixon pada tahun 1969. Nixon menggunakan frase ini untuk merujuk pada kelompok orang Amerika yang diam-diam mendukung kebijakan konservatifnya, terutama dalam konteks perang Vietnam. Meskipun tidak aktif dalam protes publik, mereka dianggap sebagai mayoritas yang merasa puas dengan status quo.

Dalam politik, konsep ‘silent majority’ sering digunakan untuk mendiskreditkan gerakan atau suara minoritas yang keras dan vokal. Politisi sering berupaya untuk mendapatkan dukungan dari ‘silent majority’ dengan mengklaim bahwa mereka mewakili nilai-nilai atau kepentingan mayoritas yang diam. Namun, interpretasi siapa sebenarnya yang termasuk dalam ‘silent majority’ sering kali menjadi subjek perdebatan.

Salah satu tantangan dalam memahami ‘silent majority’ adalah sulitnya mengukur pandangan mayoritas dalam masyarakat yang diam atau tidak berpartisipasi secara aktif dalam proses politik. Survei opini masyarakat sering kali hanya mencakup mereka yang bersedia berpartisipasi, meninggalkan potensi bahwa pandangan mayoritas yang diam tidak terwakili.

Meskipun sering dianggap sebagai penentang perubahan sosial atau politik, ‘silent majority’ juga dapat memainkan peran penting dalam perubahan. Ketika pandangan mayoritas yang diam-diam berubah atau bergeser, hal itu dapat menghasilkan perubahan signifikan dalam kebijakan publik dan budaya.

‘Silent majority’ adalah konsep yang kompleks yang menggambarkan sebagian besar populasi yang diam atau tidak terlibat secara aktif dalam perdebatan publik. Meskipun sering dianggap sebagai pemegang pandangan mayoritas, interpretasi dan pengukurannya tetap menjadi subjek perdebatan. Pemahaman yang lebih baik tentang peran dan pandangan ‘silent majority’ dapat membantu masyarakat dan pemimpin politik dalam merancang kebijakan yang lebih inklusif dan representatif.

Editor : Agus suprianto

Follow Berita iNews Nganjuk di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut