NGANJUK, iNewsNganjuk.id,- Pengisian perangkat desa di Nganjuk, khususnya di Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, masih memunculkan kontroversi yang belum terselesaikan hingga saat ini.
Darsono, seorang warga yang diduga menjadi korban penipuan oleh Kepala Desa, Haji Bismoko, mengungkapkan pengalaman pahitnya. Anaknya, Muti'ah, telah diajukan sebagai calon Sekretaris Desa. Namun, proses ini tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan.
"Saat negosiasi dengan Kades di wilayah Ploso Nganjuk Kota, harga yang diminta untuk posisi Sekdes mencapai 200 juta rupiah. Setelah negosiasi, kesepakatan tercapai dengan harga 180 juta rupiah, dan saya telah membayar 93 juta rupiah sebagai uang muka," ungkap Darsono.
Namun, ketika mendekati ujian perangkat desa, Kades tiba-tiba membatalkan Muti'ah sebagai calon Sekdes tanpa alasan yang jelas. Kades berjanji untuk mengembalikan uang setelah ujian, tetapi hingga kini, setelah 5 pertemuan, uang tersebut belum dikembalikan.
Kisah Darsono bukanlah satu-satunya kasus. Kontroversi pengisian perangkat desa di Nganjuk, terutama di Desa Oro Oro Ombo, Ngetos, Nganjuk, masih menjadi sorotan publik. Janji-janji pengembalian uang yang tidak dipenuhi meninggalkan tanda tanya besar atas integritas proses pengisian perangkat desa.
Hingga saat ini, masyarakat menunggu kejelasan atas kasus ini dan berharap ada tindakan yang tepat untuk menyelesaikan kontroversi yang terjadi.
Editor : Agus suprianto