NGANJUK, iNewsNganjuk.id,- Dalam bulan suci Ramadhan, umat Islam menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu rukun Islam yang lima. Selain menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari, puasa juga mengajarkan kesabaran, pengendalian diri, dan peningkatan spiritual.
Namun, bagaimana hukum marah saat berpuasa? Apakah membiarkan emosi tersebut keluar dari kendali membatalkan puasa seseorang? Persoalan ini telah dijelaskan dalam ajaran Islam, termasuk dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Hadist yang relevan dengan topik ini adalah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yang menyatakan:
"Rasulullah bersabda: 'Jika salah seorang dari kamu sedang berpuasa, maka hendaklah dia tidak berkata perkataan kotor, dan jika seseorang mencoba untuk memprovokasinya atau berdebat dengannya, maka hendaklah dia berkata: 'Aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadist ini, kita dapat memahami bahwa marah saat berpuasa tidak secara otomatis membatalkan puasa seseorang. Namun, penting untuk mengendalikan emosi dan menjauhi segala hal yang bisa memprovokasi kemarahan. Menyatakan kepada orang lain bahwa kita sedang berpuasa juga merupakan tindakan yang bijaksana dalam menghadapi situasi yang memicu kemarahan.
Hukum marah saat berpuasa dapat dipahami dari perspektif yang lebih luas dalam Islam. Marah yang tidak terkendali dan mengarah pada tindakan negatif seperti berbicara kasar atau melakukan kekerasan adalah perilaku yang tidak dianjurkan dalam Islam, baik saat berpuasa maupun dalam kondisi normal. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk mengendalikan emosi dan bersikap lembut dalam setiap situasi.
Dengan demikian, meskipun marah tidak secara langsung membatalkan puasa, umat Islam diingatkan untuk menjaga kesabaran dan mengendalikan diri dalam menjalankan ibadah puasa. Hal ini sejalan dengan tujuan utama puasa dalam memperkuat ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menghayati nilai-nilai tersebut, umat Islam dapat merasakan manfaat spiritual yang lebih besar selama bulan Ramadhan dan seterusnya.
Editor : Agus suprianto