Hitungan Bulan, Proyek Senilai 116 Juta di Mlilir Berbek Rusak

Nganjuk.iNews.id – Proyek perkerasan jalan rabat beton di Dusun Gayu, Desa Mlilir, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, menuai sorotan tajam. Meski baru rampung beberapa bulan lalu dengan dana desa senilai Rp 116.920.000 dari APBDes 2024, jalan tersebut kini sudah rusak di sejumlah titik.
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan warga. Mereka mempertanyakan kualitas pengerjaan proyek serta transparansi penggunaan dana publik. Kekecewaan warga semakin memuncak karena proyek yang dikerjakan secara swakelola itu dinilai asal-asalan dan tidak sesuai standar teknis.
Kepala Desa Mlilir, Sodik, ketika dikonfirmasi mengklaim bahwa kerusakan disebabkan oleh truk tambang yang kerap melintas di malam hari. “Kalau kosong, biasanya lewat jam tiga atau empat pagi. Separuh lewat sini, separuh lewat Mojoduwur,” ujarnya.
Namun, pernyataan tersebut dibantah warga. “Truk tambang sangat jarang lewat sini. Biasanya mereka lewat Mojoduwur. Kalaupun ada, itu truk kosong dan tidak sering,” ungkap seorang warga yang enggan disebut namanya.
Kritik tak hanya datang dari warga. Salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang enggan diungkap identitasnya menyebut, proyek rabat beton itu diduga telah menjadi temuan. Meski ia belum mengetahui secara pasti apakah temuan itu berasal dari Inspektorat atau Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), informasi tersebut telah beredar luas di masyarakat. “Kualitas pengerjaannya memang buruk,” tegasnya.
Namun, Kepala Desa Sodik membantah adanya temuan dari lembaga pengawas. “Tidak ada temuan dari Inspektorat maupun BPK. Proyek sudah sesuai dengan RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan). Alhamdulillah tidak ada masalah,” klaimnya.
Sayangnya, pelaksana kegiatan proyek bernama Saiful Huda hingga kini belum berhasil dikonfirmasi untuk memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut.
Masalah tak berhenti di proyek tahun 2024. Publik juga menyoroti proyek tambal sulam jalan senilai Rp 170 juta yang dianggarkan tahun 2025. Meski dananya disebut telah cair pasca Lebaran, pengerjaan belum juga dimulai.
“Dananya katanya sudah cair, tapi jalan masih rusak dan belum ada aktivitas,” keluh warga lainnya.
Kepala Desa mengungkapkan bahwa pengerjaan proyek tambal sulam dipercayakan kepada pihak ketiga, yakni seseorang disebut-sebut sebagai “Kamituwo” dari salah satu desa di Kecamatan Berbek. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai keterlambatan proyek tersebut.
Ketidakjelasan pelaksanaan dan buruknya hasil proyek memicu spekulasi liar di masyarakat, termasuk dugaan adanya pembagian dana proyek secara tidak sah.
Desakan agar Pemerintah Desa Mlilir memberikan klarifikasi secara terbuka terus bergema. Warga juga meminta Inspektorat Kabupaten Nganjuk dan aparat penegak hukum turun tangan melakukan penyelidikan menyeluruh.
Pengelolaan dana desa seharusnya berlandaskan transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. Setiap rupiah dari uang rakyat wajib dikelola dengan amanah dan menghasilkan manfaat nyata, bukan justru menimbulkan kecurigaan dan potensi penyimpangan.
Editor : Agus suprianto