Nganjuk, iNewsNganjuk.id, Kalau melewati Jalan Ahmad Yani Kabupaten Nganjuk yang merupakan Kawasan Ekonomi Nganjuk (KEN) berdiri dengan gagah ikon Kabupaten Nganjuk yang bernama Tugu Jayastamba. Begini sejarah di balik ikon Kabupaten Nganjuk.
Jayastamba berasal dari bahasa Sansekerta. Jaya berarti kemenangan, kejayaan, dan tidak terkalahkan. Sedangkan, Stamba berarti tugu, pilar, atau tonggak.
Tugu ikon Kabupaten Nganjuk ini merupakan Prasasti bersejarah. Prasasti Jayastamba ditemukan di Desa Candilor, Kecamatan Loceret. Karena itu Prasasti Jayastamba juga dikenal sebagai Prasasti Candilor. Berdasarkan penelitian L.C Damais, angka tahun yang tertera di Prasasti Jayastamba adalah tanggal 12 Bulan Caitra tahun 859 Caka atau tanggal 10 April 937 M.
Prasasti Jayastamba ini yang akhirnya dijadikan patokan dalam penentuan Hari Jadi Kabupaten Nganjuk. Setiap 10 April diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Nganjuk.
Prasasti aslinya yang hanya berukuran tinggi 2 meter dan lebar 100 sampai 104 centimeter saja. Prasasti bersejarah ini berdiri di atas lapik Padma setinggi 20 centimeter. Hingga akhirnya kini dibangun ulang dengan gagah di perempatan Jalan Ahmad Yani dengan tinggi 9 meter.
Keunikan ditemukan disetiap jengkal dari prasasti ini. Memiliki puncak dengan relief chattra atau payung pada sisi muka, sedangkan dibawahnya terdapat sebuah relief naga di atas sebuah teratai yang diapit dengan roda berjari empat atau biasa disebut dengan cakra dengan lidah api di sisi kanan.
Prasasti asli dari Jayastamba kini disimpan dengan baik di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D. 59.
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait