MALUKU, iNewsNganjuk.id - Pesona Makna dalam Keunikan Maluku. Ritual Berkreasi Kain Khas Maluku. Dalam beragam kekayaan budaya Indonesia, setiap wilayah memiliki ragam produk tekstil yang mencerminkan esensi kehidupan lokal. Salah satunya adalah kain tenun Tanimbar, sebuah keajaiban dari Maluku.
Kain tenun Tanimbar memikat bukan hanya karena harmoni warnanya. Motif-motif yang terhanyut dalam seratnya mengisahkan filsafat hidup komunitas setempat, menawarkan pesona mendalam.
Bagi yang ingin lebih mengenal kain tenun Tanimbar, simaklah uraian mendalam berikut !
1. Keindahan Makna Kain Tenun Tanimbar di Maluku
Tenun Tanimbar tumbuh subur di Kepulauan Tanimbar, di Maluku Tenggara Barat.
Pada pandangan pertama, motif kain khas Maluku ini terkesan sederhana. Namun, sejatinya tersembunyi makna-makna kehidupan yang mendalam di dalamnya.
Dalam kesederhanaannya, keindahan kain tenun Tanimbar terkadang sukar dipahami.
Agar keelokan tersebut terbuka, memahami motif-motifnya adalah langkah awal yang penting.
Walau tiap daerah di Tanimbar memiliki tenun beridentitas unik, namun makna filosofis yang sama melingkupi motif-motif tenun Tanimbar secara umum.
Inspirasi motif-motif tenun Tanimbar merangkak dari sekitar, mengambil detil-detal terkecil dalam kehidupan.
Para leluhur diyakini merenungi keindahan alam, tak peduli betapapun halusnya. Mulai dari jejak nyamuk, ulat, hingga jantung jagung.
Salah satu pusat tenun di Kepulauan Tanimbar ialah Yamdena. Di sini, kita temui empat ragam kain, yakni Tais Matan, Tais Anday, Tais Maran, dan Ule Rati.
Berikut penjelasan tentang motif-motif kain tenun Tanimbar tersebut:
1. Tais Matan menghadirkan motif utama di ujung dengan garis mendominasi sisanya.
2. Tais Anday memperlihatkan garis hitam-putih dan motif utama di tengah.
3. Tais Maran memiliki garis di tengah dan motif utama di ujung.
4. Ule Rati menghadirkan ulat tersusun dalam motif melintasi seluruh kain.
Tak hanya empat ragam itu, motif Lelemuke alias bunga anggrek juga menarik perhatian. Bagi warga Tanimbar, bunga anggrek menjadi simbol keanggunan, kemuliaan, dan keteguhan.
Selain itu, motif Sair melambangkan semangat warga Tanimbar dalam berkarya, memelihara identitas, melindungi wanita, dan mempertahankan nilai-nilai. Penghargaan terhadap emansipasi wanita telah ditanamkan sejak zaman leluhur Tanimbar.
Kain Tenun Tanimbar juga dikenal lewat motif Tunis atau anak panah. Motif ini mencerminkan kewaspadaan warga Tanimbar terhadap ancaman. Bagi wanita Tanimbar, motif ini juga berarti kekuatan dan kesiapan mental menghadapi tantangan.
2. Mengulik Proses Kreatif Kain Khas Maluku
Setelah mendalami makna-makna motif kain khas Maluku, kita sadar bahwa keunikan ini membuatnya memiliki nilai tinggi. Tak hanya karena motifnya, proses kreatifnya pun memakan waktu.
Asalnya, kain tenun ini diciptakan untuk perhiasan mas kawin yang diberikan dari pihak lelaki kepada perempuan.
Selanjutnya, kain tenun dijaga dan dijual hanya jika sangat diperlukan. Produksi kain tenun Maluku tak mengenal peralatan modern.
Masyarakat Maluku mengaplikasikan alat pemintal tradisional dengan benang kapas. Pewarnaan pun tidak menggunakan pewarna buatan, melainkan ramuan pewarna alami dari akar kayu dan dedaunan.
Namun, terdapat pantangan di Tanimbar yaitu melarang menenun saat ada kerabat yang meninggal. Masyarakat mempercayai suara alat tenun dapat memanggil arwah dari kuburan.
Menariknya, kain tenun Tanimbar bisa dikenakan oleh siapa pun tanpa memandang status sosial, apakah raja ataupun warga biasa.
Ini mengikuti sistem kekerabatan 'Lebit Lokat' atau 'emas untuk semua' yang menyuarakan hak dan kewajiban yang setara bagi tiap individu.
Kain khas Maluku ini dapat dijadikan pakaian atau penutup kepala untuk menyambut tamu.
Demikianlah beberapa fakta menarik yang dapat diambil dari kain tenun Tanimbar, sebuah harta budaya yang memikat dari Maluku.
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait