NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Di Indonesia adat istiadat dan budaya yang turun temurun serta masih dianut dan dipercaya oleh masyarakat. Nah termasuk juga tentang pernikahan. Adat dari pernikahan Jawa salah satu adat yang populer di Indonesia.
Yang menarik bukan hanya tentang rangkaian acaranya saja, namun juga mitos- mitos yang berkembang di masyarakat terutama masyarakat Jawa. Karena semua tradisi dan adat istiadat dalam pernikahan memiliki prosesi yang sangat sakral.
Maka semua orang yang ingin memulai pernikahan pasti menginginkan hal yang baik. Setiap budaya pernikahan pastinya memiliki budaya masing-masing untuk prosesi pernikahannya.
Begitu juga dengan adat Jawa ada hal yang baik untuk dilakukan namun juga ada mitos dan pantangan yang tidak boleh dilanggar. Bahkan Mitos dan pantangan ini yang menjadi penghalang menyatukan dua pasangan. Karena jika dilanggar pantangan ini akan mendatangkan kemalangan hingga musibah.
Nah berikut pantangan pernikahan adat Jawa yang perlu anda ketahui agar semua berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
1. Tidak boleh menikah di bulan Suro
Pantangan untuk menikah di bulan Suro karena menurut orang Jawa bulan Suro bertepatan dengan bulan Muharam di kalender hijriah yang merupakan bulan keramat.
Masyarakat Jawa menganggap bulan ini merupakan bulan prihatin. Sebagian orang memilih untuk memanjat doa dan untuk segala macam kegiatan yang berupa kebahagiaan ditiadakan.
Kegiatan ini bukan hanya hajatan pernikahan saja namun hajatan lain juga tidak boleh dilakukan di bulan Suro, superti khitanan.
Kepercayaannya yang sudah turun temurun ini jika ada pasangan yang menikah di bulan Suro akan mendapatkan berbagai kesialan. Di mulai dari tanggal 6, 11, 17, 27 dan 14 di hari Rabu pahing. Kepercayaan dari masyarakat Jawa di tanggal ini akan banyak energi negatif dan godaan jika tetap menggelar acara pernikahan.
2. Menikah dengan anak nomor 1 dan 3
Jika masih kental dengan adat Jawa istilah jilu ( siji karo telu) sudah pasti tidak asing lagi. Sebagian masyarakat Jawa pernikahan jilu ini juga akan menimbulkan malapetaka.
Menurut orang Jawa anak pertama dan ketiga memiliki karakter yang berbeda. Sehingga akan rawan terjadinya konflik yang berkepanjangan.
Bukan hanya dari perbedaan karena namun mitos yang beredar yakni pernikahan jilu ini akan memicu permasalahan finansial. Jika melakukan pekerjaan yang ditekuni tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dengan banyaknya mitos dan permasalahan tersebut maka pernikahan jilu ini dilarang.
3. Hitungan weton yang tidak cocok
Perhitungan weton ini merupakan salah satu yang selalu ada di adat Jawa sebelum melakukan pernikahan. Weton disini yakni hitungan hari lahir untuk menentukan ramalan tertentu, salah satunya untuk menentukan kecocokan pasangan.
Untuk melakukan kecocokan pasangan maka akan dilakukan perhitungan weton. Namun, jika tidak cocok dan pasangan tetap melakukan pernikahan, akan mendatangkan mala petaka.
4. Menikah dengan tetangga atau jarak lima langkah dari rumah
Mitos orang Jawa yakni jika menikah dengan orang tetangga yang jarak rumahnya lima langkah ataupun berhadapan. Menurut adat Jawa calon pengantin sebaiknya tidak tinggal saling berhadapan.
Menurut kepercayaan orang Jawa jika pernikahan ini dilakukan akan menimbulkan konflik dan masalah yang besar di kemas hari. Numun ini bukan halangan yang serius calon mempelai tetap bisa menikah asalkan mau merenovasi rumah mereka agar tidak berhadapan.
Jika tidak ingin renovasi rumah ada hal yang bisa dilakukan salah satunya yakni membuang anaknya yang akan menikah. Setelah dibuang calon pengantin akan diangkat anak oleh kerabat lainnya. Sehingga rumah kedua calon tidak lagi berhadapan.
5. Mempunyai pasangan yang dekat dengan ipar
Pernikahan dalam adat Jawa yakni memiliki pasangan yang rumahnya berdekatan dengan ipar. Mitosnya jika pasangan ini tetap menikah maka salah satu dari orang tua akan meninggal.
Kembali lagi ke kita yang menjalaninya karena ini hanya sebuah mitos bisa benar dan bisa tidak.
6. Kakak dan adik menikah ditahun yang sama
Banyak masyarakat Jawa yang meyakini jika Kakak dan beradik melakukan pernikahan di tahun yang sama. Dikhawatirkan akan terjadi hal- hal yang buruk jika ini dilaksanakan.
Pantangan yang satu ini cukup populer dikalangan masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa memilih memberikan jeda waktu antara kakak beradik tersebut.
Nah itulah beberapa mitos dan pantangan pernikahan pada adat Jawa. Semua itu hanya mitos dan pantangan bisa percaya ataupun tidak tinggal kita sendiri yang memaknainya.
Editor : Meita Nila Sari