NGANJUK, iNewsNganjuk.id- Nganjuk bukan hanya terkenal dengan kota angin dan bawang merahnya saja. Namun, ada desa penghasil bunga mawar yakni Desa Ngliman, Sawahan. Mayoritas penduduk di Desa tersebut adalah petani bunga mawar.
Penghasilan terbesar penduduk disini dari pertanian bunga mawar. Pengepulnya bukan hanya dari kota Nganjuk saja, namun banyak pengepul dari luar kota seperti Kediri, Magetan, Blitar, Madiun, Jombang.
Amin Fujianti (30) salah satu pemilik perkebunan mawar mengungkapkan, menjelang hari raya seperti ini permintaan bunga mawar melonjak, selain itu harganya juga tinggi.
" Iya menjelang hari raya Idul Fitri permintaan bunga mawar melonjak untuk keperluan ziarah ke makam, untuk harganya sendiri saat seperti ini naik juga," ungkap Amin ditemui saat memetik bunga mawar, Kamis (13/04/2023).
Ia menambahkan harga mawar pada hari- hari biasa satu embernya Rp10.000 sampai Rp30.000. Menjelang hari raya Idul Fitri harganya mulai naik dari Rp50.000 sampai Rp130.000.
" Menjelang hari raya yang kurang beberapa hari ini, permintaan bunga mawar sudah banyak dan harganya pun sudah naik, kalau cuaca hujan seperti ini memetiknya nunggu kalau agak panas kalau tidak begitu kualitas bunganya jelek dan mudah rontok," tambahnya.
Hampir tidak ada kendala dalam pembudidayaan bunga mawar ini. Karena perawatannya juga cukup mudah hanya diberikan pupuk kompos dan kalau batangnya sudah mulai tinggi dipotong agar cepat berbunga kembali.
" Untuk kendalanya sendiri hampir tidak ada, hanya saja pada saat hujan seperti ini bunganya merunduk karena terkena air kalau tidak lngsung dipetik bunganya akan rontok dan harga jualnya juga turun kalau sudah rontok," tutupnya.
Editor : Meita Nila Sari