NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura. Tradisi ini melibatkan ritual pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar dalam kalender Islam.
Tradisi ini telah berkembang menjadi perpaduan kearifan lokal dan nilai-nilai agama Islam. Di tahun 2023, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu, 13 September 2023 atau 28 Safar 1445 Hijriah. Mari kita bahas mitos dan larangan yang terkait dengan Rebo Wekasan.
Apa itu Rebo Wekasan?
Rebo Wekasan, juga dikenal sebagai Rabu Pungkasan, adalah istilah Jawa yang mengacu pada praktik yang berlangsung pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar dalam penanggalan Islam.
Kata "Rebo" dalam bahasa Jawa berarti Rabu, dan "Wekasan" memiliki arti terakhir. Hari Rabu terakhir dalam bulan Safar dianggap sebagai hari yang membawa nasib buruk sepanjang tahun, sehingga ritual dilakukan sebagai permohonan perlindungan kepada Allah.
Sejarah Rebo Wekasan
Akar sejarah Rebo Wekasan dapat ditelusuri hingga zaman penyebaran agama Islam di Indonesia. Masyarakat Jawa memandang hari Rabu terakhir dalam bulan Safar sebagai hari yang membawa sial, berdasarkan kepercayaan kuno kaum Yahudi.
Pada Bulan Safar tahun 1602, berita tentang rencana penjajahan Belanda di Jawa menyebar. Masyarakat merespons dengan serangkaian ritual penolakan terhadap penjajah ini, yang kemudian berkembang menjadi tradisi Rebo Wekasan.
Asal usul Rebo Wekasan memiliki kaitan erat dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Abdul Hamid Quds menyatakan bahwa setiap tahun pada hari Rabu terakhir dalam Bulan Safar, Allah menurunkan 32.000 bala (pasukan) ke bumi.
Wali Songo berperan dalam mengembangkan tradisi ini. Menurut kepercayaan masyarakat Desa Suci, Kabupaten Gresik, Sunan Giri memberikan petunjuk lokasi sumber air saat masa kekeringan dan mendorong untuk mengadakan upacara adat Rebo Wekasan.
Editor : Meita Nila Sari