get app
inews
Aa Text
Read Next : Keberkahan Bulan Safar, Doa-Doa yang Dianjurkan untuk Keselamatan dan Perlindungan

7 Tradisi dan Perayaan Isra' Mi'raj, Kekayaan Budaya dan Spiritualitas Umat Muslim di Indonesia

Jum'at, 02 Februari 2024 | 09:06 WIB
header img
Tradisi Rejeban Peksi Buraq salah satu tradisi perayaan isra' mi'raj di Indonesia. Foto : iNewsNganjuk.id/ ilustrasi.

7 Tradisi Perayaan Isra' Mi'raj di Indonesia 

1. Tradisi Rajaban Di Cirebon 

Cirebon, salah satu tempat penyebaran agama Islam di Tanah Jawa, kaya akan tradisi. Salah satunya adalah tradisi Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab dalam Kalender Hijriah, dikenal sebagai Rajaban. Masyarakat Cirebon umumnya mengikuti tradisi ini dengan melakukan ziarah ke Plangon, tempat dua makam tokoh penyebar ajaran agama Islam, yaitu Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.

Selain itu, tradisi Rajaban juga rutin diselenggarakan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Pada acara tersebut, Keraton Kasepuhan mengadakan pengajian terbuka untuk umum dan melibatkan tradisi pemberian nasi bogana kepada berbagai kelompok, termasuk warga keraton, kaum masjid, abdi dalem, dan masyarakat Magersari. Nasi bogana ini terdiri dari kentang, telur ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning yang digabungkan menjadi satu hidangan.

2. Tradisi Nganggung di Bangka Belitung 

Di Kampung Bukit, Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, terdapat tradisi unik yang dijalankan untuk menyambut hari Isra Miraj, yaitu Tradisi Nganggung.

Nganggung adalah kebiasaan membawa makanan dari rumah masing-masing dengan menggunakan dulang atau rantang. Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan, atau nasi lengkap dengan lauk pauknya. Tradisi nganggung pada peringatan Isra Miraj tidak hanya dilakukan oleh warga Kampung Bukit, tetapi juga melibatkan warga dari desa-desa lain di Bangka Selatan.

3. Tradisi Rejeban Peksi Buraq di Yogyakarta 

Yogyakarta mempertahankan tradisi Jawa yang telah berlangsung selama ratusan tahun di Kraton Yogyakarta dengan nama Rejeban Peksi Buraq.

Dua Burung Buraq, melambangkan kendaraan Nabi Muhammad dan terbuat dari kulit jeruk Bali, diarak oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.

Burung Buraq tersebut ditempatkan di atas gunungan buah yang terdiri dari berbagai jenis buah, seperti manggis, rambutan, dan tebu. Selanjutnya, gunungan buah tersebut akan dibagikan kepada jamaah masjid setelah rangkaian pengajian berakhir.

Editor : Meita Nila Sari

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut