JOMBANG, iNewsNganjuk.id- Seorang pria yang berasal dari Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang ini telah berhasil menjadi pengrajin sarung tenun tradisional di era gempuran saingan sarung hasil industri modern.
Sugeng Riyadi merupakan sang pemilik usaha sarung tenun tradisional. Dalam produksi sarung tenunnya, Sugeng masih menggunakan alat bukan mesin dan rata-rata pekerjanya adalah ibu rumah tangga.
Banyak kendala yang dilalui oleh Sugeng Riyadi salah satunya tidak bisa memenuhi target yang seharusnya sepekan bisa 100 potong kain, dan sekarang hanya bisa mencapai 50 potong kain.
Meski motif tidak ditentukan oleh pemesan, dan hanya penentuan warna, Sugeng harus tetap mendatangkan bahan baku yang berupa benang dari China. Hal itu karena benang lokal tidak menjamin kualitas kain sarung menjadi lebih baik.
Akibatnya, berimbas pada harga jualnya yang saat ini harus dipatok mulai harga Rp500.000, hingga Rp900.000 per potong.
Harga pemasaran tersebut disamakan dengan harga jual dalam dan luar negeri, meski hasil dari produksinya ini banyak yang diekspor ke luar negeri, yaitu di negara- negara Timur Tengah.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, cukup jarang. Dan dari hasil kerjanya ini Sugeng mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah perbulan.
(iNewsNganjuk.id/Sherly)
Editor : Agus suprianto
Artikel Terkait