KEDIRI, iNewsNganjuk.id,- Hanindhito Himawan Pramana, selama menjabat 2 tahun sebagai bupati dinilai telah berhasil membuka lebar kran seni dan budaya Kabupaten Kediri.
Bukan hanya sekedar membuka kran aliran Seni dan Budaya beliau juga dinilai mengalir deras berbagai terobosan baru yang dilakukan oleh Bupati muda yang sering disapa mas Dhito ini.
Terobosan paling baru, Mas dhito mengeluarkan Surat Edaran Bupati yang mewajibkan ASN di lingkup Pemkab Kediri agar menggunakan pakaian khas Wdihan Kadiri dan Ken Kadiri di hari Kamis Minggu pertama di setiap bulannya.
Perlu diketahui pakaian khas tersebut telah dirilis mas Dhito satu tahun lalu pada saat HUT kediri ke- 1218. Pakaian yang dirilisnya tersebut sudah melalui proses kajian yang dilakukan oleh kalangan akademis, arkeolog, desainer dan pembatik, budayawan maupun tim internal dari Pemkab Kediri.
Imam Mubarok pemerhati budaya Kediri, berpendapat bahwa langkah yang dilakukan Mas Dhito dalam mengembangkan Kebudayaan di Wilayah Kediri terbilang cepat dan merata.
" Mas Dhito mampu mengangkat, memberdayakan, dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk bersama- sama memajukan Kebudayaan Kediri. Peluang Kebudayaan dan ruang-ruang telah diberikan,">
Kelanggengan seni Budaya di Bumi Panjalu juga tergambar jelas dengan upaya pemetaan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) 4 produk budaya asli Kediri
Beberapa produk Budaya yang dimaksud yakni Jaranan Jowo, Wayang Krucil, Tiban, serta Tiwul. Dari pematenen tersebut dipastikan keempatnya menjadi milik Kebupaten Kediri.
Dari bidang purbakala, Mas Dhito mendorong percepatan dalam proses ekskavasi Situs Adan-adan, Kecamatan Gurah.
Hasilnya, pihaknya mengambil kebijakan untuk tetep menampilkan beberapa item hasil ekskavasi hingga wisata kebudayaan berbasis desa wisata budaya.
Disinyalis situs tersebut luasnya luasnya melebihi Candi Borobudur karena terindikasi melintasi 2 Desa yaitu Desa Adan-adan, Semanding serta Gayam, Kecamatan Gurah.
"Ini merupakan bentuk komitmen Mas Dhito dalam kemajuan kebudayaan di Kabupaten Kediri. Diharapkan desa-desa dapat menjemput bola dengan melakukan berbagai kegiatan seperti edukasi hingga desa wisata, ungkap Eko Prayitno Kepala Bidang Kebudayaan Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kediri.
Eko menambahkan, dewasa ini Pemkab Kediri juga telah menyelesaikan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Imam Mubarok, mnurutnya PPKD ini sangat penting demi kemajuan kebudayaan di Kabupaten Kediri
" Bagaimana Mas Dhito mampu melakukan PPKD, yang Pemkab Kediri baru menyelesaikannya. Itu amanat dari Undang - undang, "tegasnya.
Dengan diselesaikannya PPKD ini diharapkan dapat memberikan imbas langsung pada masyarakat.
Kemajuan dan potensi kebudayaan di Kabupaten Kediri juga diakui seniman sekaligus budayawan, Butet Kartaredjasa sat mengisi Focus Grup Dicussion (FGD) di Sendang Tirto Kamandanu pada Agustus 2022 lalu.
Butet menyebutkan Kedir memiliki harta Karun yang juga harta karunnya Indonesia. Dari riset, didapatkan jejak sejarah bahwa pertama kali merah putih di kibarkan di Kediri oleh Jayakatwang. Puncak ceritanya ada cerita Panji yang juga dikembangkan di Negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand.
"Jadi ibu kota cerita tentang Panji itu disini, puncak Kebudayaan yang tidak hanya mempengaruhi Indonesia, tetapi juga mempengaruhi ASIA," ungkap Butet
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait