Tradisi Unik Kampung di Nganjuk, Orang Tua Tidak Berani Potong Rambut Anak

Meita Nila Sari
Dua anak di desa Ngliman yang memiliki rambut gombak kuncung, jika ingin dipotong harus dengan ritual adat. Foto : iNewsNganjuk.id/ Meita

NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Nganjuk merupakan Kabupaten yang ada di Jawa Timur, dan bukan hanya sebutan kota angin yang terkenal. Namun, terdapat sebuah kampung yang warganya memiliki kebiasaan atau tradisi unik.

Jika di Wonosobo, Jawa Tengah terdapat anak-anak berambut Gimbal. Di Nganjuk juga terdapat anak- anak berambut Gombak Kuncung. Kampung unik ini berada di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan Nganjuk.

Konon pada zaman dahulu Desa ini merupakan tempat tinggal pertapa sakti misterius bernama Ki Ageng Ngliman. Keturunan Ki Ageng Ngliman ini biasanya akan terlahir dengan rambut gombak kuncung. Gombak kuncung yakni rambut panjang  yang tumbuh tepat di ubun-ubun kepala.

Bagi anak laki- laki disebut dengan Gombak, untuk anak perempuan disebut dengan kuncung. Anak yang terlahir dengan rambut gombak kucung biasanya memiliki ciri yang hiperaktif, pintar, serta biasanya memiliki minat dalam bidang kesenian.

Anak yang terlahir dengan rambut gombak kuncung tidak boleh dipotong. Bahkan orang tuanya sendiri tidak berani untuk memotongnya jika hal itu dilanggar maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan anak akan stres, sakit-sakitan dan menjadi linglung.

Untuk memotong rambut anak Gombak kuncung ini tidak sembarangan. Ada ritual khusus dan waktu sebelum memotong rambut gombak kuncung tersebut. Orang tua yang memiliki anak dengan rambut gombak kuncung harus melakukan ritual potong rambut (tugel pethik) saat gigi susu pertama anaknya copot.

Untuk batas waktu pemotongan rambut sendiri yakni saat anak memasuki akil balik. Biasanya untuk anak laki-laki dilakukan bersamaan pada saat anak sunat dan harus mengundang sesepuh Desa. Jika tradisi ini diabaikan maka anak akan mengalami kesialan.

Menurut warga sekitar, mereka percaya jika ada yang berani memegang rambut anak gombak kuncung dengan sembarangan,  maka yang memegang ini akan menerima kesialan.

Jika nantinya anak yang memiliki rambut gombak kuncung dewasa dan sudah menikah memiliki keturunan laki-laki maka tradisi gombak kuncung harus diteruskan. Jika memiliki keturunan perempuan maka tradisi ini tidak diteruskan atau berhenti pada anak ini saja.

Editor : Meita Nila Sari

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network