NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Di kaki Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terdapat dua bangunan bekas bunker zaman penjajahan Jepang, tahun 1942-1945.
Lokasi tepatnya berada di Desa Mojoduwur, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Terdapat dua bangunan bunker dengan bentuk melengkung setengah lingkaran. Masing-masing memiliki satu pintu masuk.
Panjang bangunan luar mencapai 11 meter dan tinggi luarnya 3 meter dan tinggi dalamnya 2,5 meter. Adapun lebarnya sekitar 6,3 meter.
"Bangunan itu dibuat sangat kokoh untuk perlindungan pasukan Jepang, dengan bahan batu kali dan bata merah," ujar Aries Trio Effendi, pemerhati sejarah dan budaya Nganjuk, Selasa (15/8/2023).
Menurut Aries, bunker di tengah ladang singkong dan hutan jati itu menjadi saksi praktik romusha di Nganjuk. Romusha adalah kerja paksa yang dilakukan penjajah Jepang terhadap pribumi untuk membangun infrasktruktur kala itu.
Bunker itu menurut catatan Aries dibangun sekitar tahun 1942. Fungsinya sebagai tempat pertahanan menghadapi pasukan Sekutu.
“Bunker itu untuk perlindungan jika sewaktu-waktu ada serangan pasukan Sekutu” kata Aries.
Saat ini kedua bunker tersebut telah ditumbuhi semak belukar. Beberapa lubang ventilasinya masih terlihat di bagian atas pintu masuk. Sedangkan lubang kecil di samping kanan dan kiri pintu masuk digunakan untuk meletakkan moncong senjata.
Menurut cerita, lanjut Aries, prajurit Pembela Tanah Air (PETA) yang dipimpin Supriyadi pernah dipenjara di dalam bunker tersebut. Mereka ditangkap setelah melakukan upaya pemberontakan di wilayah Blitar.
Editor : Agus suprianto
Artikel Terkait