NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk itu sukses menggelar Pameran Temporer Museum Anjuk Ladang tahun 2023.
Kesuksesan itu sudah tampak pada hari pertama pameran, yang dibuka langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, Jumat (6/10/2023).
Hal itu terlihat dari banyaknya masyarakat dan para pelajar yang mengikuti pembukaan pameran. Serta, diikuti 18 museum maupun instansi terkait dari berbagai daerah. Di antaranya Museum Song Terus Pacitan, Museum Airlangga Kota Kediri, Museum Sejarah dan Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan lainnya.
“Selain itu ada 12 komunitas pemerhati sejarah dan cagar budaya yang mengikuti pada pameran ini,” ujar Kepala Disporabudpar Nganjuk Sri Handariningsih, Jumat (6/10/2023).
Sri Handariningsih mengatakan, kegiatan Pameran Temporer Museum Anjuk Ladang tahun 2023 ini dilaksanakan selama 3 hari.
“Kegiatan dilaksanakan hari Jumat sampai dengan Minggu tanggal 6 sampai 8 Oktober 2023. Waktu (pameran) dimulai dari jam 08.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB, bertempat di Museum Anjuk Ladang Kabupaten Nganjuk,” ujarnya.
Lebih lanjut Sri Handariningsih menegaskan, bahwa pameran ini bertujuan untuk mempromosikan museum. Pihaknya berharap ke depan semakin banyak masyarakat Kabupaten Nganjuk yang tertarik mengunjungi museum.
“Adapun anggaran kegiatan pameran ini dibebankan dari DAK BOP Museum dan Taman Budaya Kemendikbudristek tahun 2023,” tukasnya.
Sementara itu Pj Bupati Nganjuk Sri Handoko Taruna di sela pembukaan pameran mengatakan, pameran tersebut sengaja digelar untuk mempromosikan museum dengan koleksi barunya, sekaligus mempromosikan pengaturan tata pamer terbaru.
“Itulah sebabnya pameran temporer merupakan salah satu wahana yang mempromosikan museum,” jelasnya.
Menurut Handoko, keberadaan museum sangatlah vital. Sebab, lembaga tersebut diberi tugas untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikan ke masyarakat.
“Museum merupakan lembaga yang memiliki kewajiban, memelihara, mengamankan, dan memanfaatkan benda cagar budaya bagi dunia ilmu pengetahuan, agama, pariwisata, dan pendidikan,” tuturnya.
Namun, lanjut Sri Handoko, saat ini museum dihadapkan dengan realita yang berat. Di era serba digital ini masyarakat sangat mudah dalam mengakses informasi, imbasnya jumlah kunjungan ke museum berkurang.
“Tetapi kegiatan hari ini menurut kami adalah satu inovasi yang memancing semangat warga anak bangsa, warga Nganjuk, untuk hadir langsung untuk bisa menyaksikan bagaimana benda-benda cagar budaya,” pungkasnya.
Editor : Agus suprianto
Artikel Terkait