7 Tradisi dan Perayaan Isra' Mi'raj, Kekayaan Budaya dan Spiritualitas Umat Muslim di Indonesia

Meita Nila Sari
Tradisi Rejeban Peksi Buraq salah satu tradisi perayaan isra' mi'raj di Indonesia. Foto : iNewsNganjuk.id/ ilustrasi.

NGANJUK, iNewsNganjuk.id- Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsha dalam satu malam. Dalam pertemuan langit, beliau bertemu dengan Allah SWT. 

Firman-Nya dalam Al-Qur'an menyatakan, "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," (Q.S. al-Isra: 1).

Peristiwa Isra' Mi'raj telah mengalami pergeseran dari sekadar kejadian menjadi ritual dan peringatan yang dihargai. Menyadari pentingnya peristiwa ini, umat Muslim di seluruh dunia pada tahun ini merayakan perjalanan Nabi Muhammad pada Selasa, (08/02/2024), mengingat perintah sholat lima waktu yang diterimanya.

Saat ini, perayaan Isra' Mi'raj menjadi semakin berwarna dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh umat Muslim di Indonesia, meskipun tidak sebesar perayaan Idul Fitri atau Idul Adha.

Ingin tahu lebih lanjut? Apa saja bentuk perayaan atau tradisi yang dilakukan umat Muslim di Indonesia? Berikut rincian beberapa di antaranya:

7 Tradisi Perayaan Isra' Mi'raj di Indonesia 

1. Tradisi Rajaban Di Cirebon 

Cirebon, salah satu tempat penyebaran agama Islam di Tanah Jawa, kaya akan tradisi. Salah satunya adalah tradisi Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab dalam Kalender Hijriah, dikenal sebagai Rajaban. Masyarakat Cirebon umumnya mengikuti tradisi ini dengan melakukan ziarah ke Plangon, tempat dua makam tokoh penyebar ajaran agama Islam, yaitu Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.

Selain itu, tradisi Rajaban juga rutin diselenggarakan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Pada acara tersebut, Keraton Kasepuhan mengadakan pengajian terbuka untuk umum dan melibatkan tradisi pemberian nasi bogana kepada berbagai kelompok, termasuk warga keraton, kaum masjid, abdi dalem, dan masyarakat Magersari. Nasi bogana ini terdiri dari kentang, telur ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning yang digabungkan menjadi satu hidangan.

2. Tradisi Nganggung di Bangka Belitung 

Di Kampung Bukit, Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, terdapat tradisi unik yang dijalankan untuk menyambut hari Isra Miraj, yaitu Tradisi Nganggung.

Nganggung adalah kebiasaan membawa makanan dari rumah masing-masing dengan menggunakan dulang atau rantang. Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan, atau nasi lengkap dengan lauk pauknya. Tradisi nganggung pada peringatan Isra Miraj tidak hanya dilakukan oleh warga Kampung Bukit, tetapi juga melibatkan warga dari desa-desa lain di Bangka Selatan.

3. Tradisi Rejeban Peksi Buraq di Yogyakarta 

Yogyakarta mempertahankan tradisi Jawa yang telah berlangsung selama ratusan tahun di Kraton Yogyakarta dengan nama Rejeban Peksi Buraq.

Dua Burung Buraq, melambangkan kendaraan Nabi Muhammad dan terbuat dari kulit jeruk Bali, diarak oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.

Burung Buraq tersebut ditempatkan di atas gunungan buah yang terdiri dari berbagai jenis buah, seperti manggis, rambutan, dan tebu. Selanjutnya, gunungan buah tersebut akan dibagikan kepada jamaah masjid setelah rangkaian pengajian berakhir.

4. Perayaan Isra' Mi'raj di Karo, Sumatera Utara 

Di Karo, masyarakat merayakan Isra’ Mi’raj melalui tradisi yang dikenal sebagai Kerja Tahun. Tradisi ini dapat dianggap sebagai pesta panen yang diadakan oleh warga desa sebagai ungkapan syukur atas anugerah Tuhan. Pelaksanaan Kerja Tahun berbeda-beda setiap desa, tergantung pada kebijakan masing-masing. Beberapa desa merayakan Kerja Tahun menjelang peristiwa Isra Miraj.

5. Nyadran Desa di Siwarak, Jawa Tengah 

Tradisi Nyadran Desa di Siwarak, Kecamatan Gunungpati, Jawa Tengah, merupakan momen yang tidak boleh terlewatkan bagi yang berada di daerah tersebut. Masyarakat setempat akan menggelar kirab budaya dengan mengarak replika hewan dan hasil bumi yang disertai oleh musik khas daerah. Pada sesi penutupan, mereka akan menampilkan berbagai atraksi menarik, termasuk pertunjukan pencak silat, tarian, dan pementasan cerita asal mula Siwarak.

6. Tradisi Ambengan, Tersebar di sebagian besar Wilayah Jawa 

Tradisi ini nampaknya telah menjadi bagian yang akrab di Indonesia, terutama di daerah Pulau Jawa. Walaupun dikenal dengan nama yang berbeda-beda, inti dari ambengan adalah makan bersama masyarakat.

Partisipan membawa makanan ke masjid sebelum pelaksanaan salat Magrib. Setelah salat berjamaah dan pengajian, makanan tersebut akan didistribusikan untuk acara makan bersama atau dapat dibawa pulang.

7. Khatam Kitab Arjo, Temanggung Jawa Tengah 

Tradisi ini diterapkan oleh warga Desa Wonoboyo, Temanggung, Jawa Tengah, yang melibatkan kegiatan membaca Kitab Arjo dari awal hingga akhir, atau disebut juga khatam. Proses pembacaan kitab biasanya dimulai dengan tahlil.

Kitab Arjo merupakan sebuah karya berbahasa Jawa dengan penulisan Arab Pegon, yang diciptakan oleh KH Ahmad Rifai al-Jawi. Kitab ini berisi cerita lengkap tentang perjalanan Isra Miraj Rasulullah.

Dengan beragamnya tradisi dan perayaan Isra' Mi'raj di berbagai daerah Indonesia, tergambarlah kekayaan budaya dan spiritualitas umat Muslim. Semoga keberagaman ini tetap menjadi sumber keharmonisan dan kedamaian dalam menjalani perjalanan hidup. Selamat merayakan momen bersejarah Isra' Mi'raj!

 

Editor : Meita Nila Sari

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network