Nganjuk.iNews.id – Langkah cepat Polres Nganjuk berhasil menggagalkan potensi gangguan keamanan menjelang kegiatan pengesahan warga baru sebuah perguruan silat di Madiun. Sebanyak 69 orang diamankan saat hendak berangkat secara konvoi subuh tadi, Kamis (24/4), di wilayah Kabupaten Nganjuk. Dari hasil penyekatan, polisi menyita sejumlah barang berbahaya yang diduga akan digunakan untuk aksi anarkis.
Barang bukti yang ditemukan mencakup ketapel, tongkat kayu sepanjang satu meter, serta beberapa botol minuman energi yang telah dimodifikasi dan dicurigai sebagai bom molotov. Upaya pencegahan ini dilakukan setelah petugas menerima informasi adanya iring-iringan sepeda motor dalam jumlah besar yang mengganggu pengguna jalan dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
“Komitmen kami jelas, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Penindakan ini adalah bukti nyata keseriusan kami dalam mengantisipasi potensi konflik antar kelompok,” ujar Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso saat dikonfirmasi Kamis siang.
Sementara itu Wakapolres Kompol Andria Diana Putra, merinci bahwa pengamanan bermula dari pengamatan terhadap sekelompok pemuda di sekitar Tugu Adipura. Saat didekati petugas, kelompok yang diduga pesilat tersebut melarikan diri, memicu pengejaran ke sejumlah titik di kota.
Dari operasi tersebut, 55 pemuda dan 14 perempuan beserta 37 unit sepeda motor diamankan. Mereka berasal dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Jember, Kediri, Lamongan, Gresik, hingga Surabaya dan Sidoarjo.
Andria menambahkan bahwa para pemuda yang diamankan tidak akan langsung diproses hukum, namun dilakukan pendekatan secara humanis. “Kami serahkan mereka kepada orang tua masing-masing dengan disaksikan oleh perangkat desa sebagai bentuk pembinaan dan pengawasan bersama,” terangnya.
Hingga berita ini diturunkan, penyekatan dan patroli masih terus digencarkan untuk memastikan wilayah tetap aman dan terkendali.
Editor : Agus suprianto
Artikel Terkait