Bukan di Makam, Tapi di Gubuk: Cara Komunitas ini Mengenang Marsinah

Johnarief
Komunitas Pecinta Sejarah doa bersama di Gubuk tempat penemuan jasad Marsinah. Foto : iNewsNganjuk/John.

Nganjuk.iNews.id - Berbeda dari tradisi ziarah ke makam Marsinah pada peringatan Hari Buruh Internasional, komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk (Kotasejuk) justru menggelar doa bersama dan selamatan di Gubuk Marsinah, lokasi penemuan jasad aktivis buruh itu di Dusun Jegong, Desa Wilangan, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Kamis (1/5).

Ketua Kotasejuk, Amin Fuadi, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari upaya rehabilitasi dan penghijauan yang telah dilakukan di sekitar gubuk tersebut.

"Kami tasyakuran dan kirim doa kepada pahlawan buruh kita yang berasal dari Nganjuk, yaitu Marsinah. Ini harapan kami bisa menjadi momen pengingat, terutama bagi warga Nganjuk, bahwa perjuangan Marsinah sangat luar biasa dan tidak boleh dilupakan," ujar Amin saat ditemui di lokasi.

Menurut Amin, kondisi gubuk tempat ditemukannya jasad Marsinah telah mengalami beberapa kerusakan termakan zaman. Karena itu, Kotasejuk mengganti atap yang sebelumnya seng dengan asbes, memperbaiki kayu yang rusak, serta mengecat ulang bangunan agar lebih awet. Selain itu, komunitas ini juga memasang papan penanda lokasi agar masyarakat mengetahui pentingnya tempat tersebut dalam sejarah perjuangan buruh di Indonesia.

"Di sinilah jasad Marsinah pertama kali ditemukan pada 9 Mei 1993 setelah sebelumnya dikabarkan hilang. Tempat ini sangat penting, karena menjadi saksi bisu akhir tragis seorang tokoh pergerakan buruh," tambahnya.

Sementara itu Camat Wilangan, Sutomo, turut memberikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan Kotasejuk dan berharap semangat perjuangan Marsinah tetap dikenang dan menginspirasi generasi penerus.

“Kami mengapresiasi upaya komunitas Kotasejuk yang telah memperbaiki gubuk ini. Ke depan, kami akan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga lokasi ini, bahkan menjadikannya sebagai situs monumental agar tidak hilang dari ingatan sejarah,” tuturnya.

Marsinah dikenal sebagai aktivis buruh yang gigih memperjuangkan hak-hak pekerja. Ia ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan di sebuah gubuk di Wilangan, tak lama setelah memimpin aksi mogok kerja di sebuah pabrik tempatnya bekerja. Hingga kini, perjuangannya tetap menjadi simbol keberanian buruh perempuan Indonesia.

Editor : Agus suprianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network