6. Susu rendah lemak
Pilihlah susu rendah lemak seperti susu kedelai, almond, kacang mede, macadamia, atau oat, karena susu rendah lemak membantu menurunkan risiko naiknya asam lambung.
Susu dengan kandungan lemak tinggi yang biasanya bersumber pada hewan akan memicu naiknya asam lambung.
7. Putih telur
Putih telur merupakan makanan yang baik bagi penderita asam lambung. Kuning telur sendiri tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena mengandung lemak yang cukup tinggi serta dapat memicu gejala asam lambung.
Jika akan mengkonsumsi putih telur bagi penderita asam lambung disarankan agar di masak dengan cara di rebus.
8. Lidah buaya
Lidah buaya tidak hanya bermanfaat untuk masalah kecantikan, tetapi juga berguna untuk mengatasi gangguan pencernaan, termasuk penyakit asam lambung. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Science and Health, mengonsumsi jus lidah buaya terbukti dapat membantu mencegah lonjakan asam lambung berkat komponen anti-inflamasinya.
9. Yoghurt
Sebagai penderita asam lambung, Anda mungkin enggan mengonsumsi yoghurt karena rasanya yang asam dapat memperburuk keadaan. Namun, yoghurt yang telah difermentasi sebenarnya memiliki efek baik bagi penderita asam lambung. Kandungan bakteri asam laktat di dalamnya dapat menenangkan lambung dan memberikan efek nyaman.
Namun, perlu diperhatikan untuk mengonsumsi yoghurt sesuai kebutuhan. Konsumsi yoghurt secara berlebihan, terutama dengan perut kosong, dapat berpotensi menyebabkan peningkatan asam lambung.
Nah selain mengkonsumsi makanan di atas disarankan bagi penderita asam lambung juga mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang miliki kandungan asam rendah. Seperti brokoli, kembang kol, wortel, ubi, selada, melon dan semangka.
Hindari makanan dan minuman tertentu agar asam lambung tidak naik. Seperti makan asam dan pedas serta minuman yang beralkohol dan berkafein.
Jika sudah mengkonsumsi makanan penurun asam lambung diatas dan sudah menerapkan pola hidup sehat namun, tetap tidak efektif untuk mengatasi asam lambung naik. Maka jangan ragu dan ditunda untuk konsultasi ke dokter.
Editor : Meita Nila Sari