SC, kata Gemmy, tetap diam di tempat setelah ditampar oleh FZ. Sikap remaja itu diduga semakin memancing emosi FZ, sehingga langsung memiting kepala SC, lalu membanting tubuh remaja itu hingga jatuh ke lantai.
“Akibat bantingan ini, punggung SC mengalami nyeri,” imbuh Gemny.
SC akhirnya kembali berdiri, lalu FZ menyuruhnya kembali ke kelas. Namun baru sampai di dalam kelasnya, SC dipanggil lagi oleh FZ dan disuruh duduk di hadapannya.
“Saat dipanggil itu SC tidak dengar karena dia masih mengeluhkan sakit pada punggungnya, dan sesak dadanya,” jelas Gemmy.
Lagi-lagi, kata Gemmy, oknum guru tersebut menampar pipi kiri dan pipi kanan SC. Kejadian ini menurut Gemmy disaksikan oleh teman-teman SC yang lain.
“Kemudian SC diajak ke ruang BP oleh FZ. Di dalam ruangan tersebut, SC dijambak rambutnya dan bahkan ditantang berkelahi,” tukas Gemmy.
Abdul Majid, ayah SC, mengaku awalnya tidak mengatahui kejadiannya seperti apa. Ia mendapat informasi dari orang tua dari teman SC yang kebetulan satu desa.
"Setelah saya tanya ke anak saya ternyata memang benar, bahkan dari pengakuan anak saya sampai dibanting," ujar Abdul Majid.
Ia akhirnya memutuskan untuk melaporkan FZ ke Polres Nganjuk, dan meminta polisi mengusut tuntas kejadian ini. "Anak saya masih trauma dan tidak mau masuk sekolah," imbuhnya.
Wartawan berusaha mengkonfirmasi pihak sekolah terkait dugaan penganiayaan ini, Senin (7/8/2023). Namun saat didatangi, satpam sekolah setempat menyebut kepala sekolah sedang rapat dan belum bisa ditemui.
“Kepala sekolah sedang rapat, dan guru yang sampean maksud (FZ) itu tidak masuk hari ini,” kata si satpam.
Editor : Agus suprianto