JOMBANG, iNewsNganjuk.id – Proses ekskavasi tahap 4 Situs Pande Gong di Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Jombang oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bersama Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) Provinsi Jatim Wilayah XI sudah selesai dilaksanakan. Ekskavasi sendiri diartikan sebagai penggalian benda purbakala.
Setelah penggalian beres, BPK Jatim Wilayah XI merekomendasikan agar Situs Pande Gong jadi cagar budaya Kabupaten Jombang. Selanjutnya Situs yang sudah mengalami kerusakan yang masif dilakukan kajian pemugaran.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Jombang Dian Yunita Sari menyampaikan rasa terimakasih kepada BPK Jatim Wilayah XI dan semua pihak yg telah membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan ekskavasi Pande Gong tahap 4.
" Kami akan terus bersinergi dengan BPK Jatim dan tim untuk perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan kebudayaan (cagar budaya) di Jombang khususnya," terang Dian Selasa (28/02/2023).
Sebelumnya di Situs Pande Gong telah mengalami kerusakan terutama di sisi timur dan sudut tenggara candi utama. Namun demikian berdasarkan data arkeologis yang tersisa candi ini layak dilestarikan mengingat pola ruang candi yang terdiri dari candi utama dan 3 candi perwara.
Berdasarkan kajian sementara candi kurang lebih memiliki masa relatif lama di kisaran abad ke - 10 sampai abad ke- 12 masehi,sehingga menjadi salah satu bukti fisik peradaban masa lalu yg penting untuk dilestarikan.
Dalam ekskavasi tahap 4, Arkeolog BPK Jatim Wilayah XI ,Albertus Vidi Susanto mengatakan saat ekskavasi banyak ditemukan pecahan keramik hijau agak kebiruan abu-abu, umumnya merupakan keramik dari masa dinasti Tang kurang lebih abad ke-10 sampai abad ke-13.
" Pada saat ekskavasi yang paling signifikan adalah temuan pecahan Arca atau fragmen Arca yang terlihat hanya bagian dada dan lengan. Sementara untuk atributnya yang terlihat hanya kalung atau hara," terang Albertus..
Albertus mengatakan ini yang menjadi catatan buat kita dan pembacaan sementara berasal dari dinasti tang itu cukup tua, tapi itu juga perlu kedetailan di dalam membaca karena ada beberapa tulisanya yang kurang terbaca jelas .
Editor : Agus suprianto
Artikel Terkait