NGANJUK, iNewsNganjuk.id- Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi seluruh umat muslim di Dunia. Karena sudah berhasil menahan hawa nafsu selama satu bulan penuh.
Hari Raya Idul Fitri selalu dirayakan dengan suka cita oleh seluruh umat muslim, karena sudah berhasil menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Dalam hari raya Idul Fitri terdapat beberapa tradisi yang dijalankan setiap tahunnya. Tradisi - tradisi tersebut sudah turun temurun dilakukan pada setiap tahunnya setiap hari Raya Idul Fitri.
Salah satu tradisi yang dijalankan adalah tradisi membuat dan menyajikan ketupat sebagai makanan Hari Raya Idul Fitri.
Ketupat sendiri merupakan makanan yang terbuat dari bahan dasar beras yang diisikan ke dalam anyaman janur kemudian di rebus.
Dilakukannya tradisi ketupat ini berasal dari penyebaran agama Islam yang terjadi di pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan wali songo yang berperan dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa.
Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya dan filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman, sehingga terdapat akulturasi budaya dalam keduanya.
Sunan Kalijaga juga memperkenalkan Bakda Lebaran atau Bakda Kupat. Bakda kupat merupakan budaya yang dilaksanakan satu minggu setelah lebaran. Pada hari itu banyak masyarakat yang mempersiapkan hidangan ketupat.
Sunan Kalijaga juga membuat simbol kebersamaan pada ketupat. Karena dalam dakwah penyebaran agama Islam Sunan Kalijaga membagikan ketupat sebagai sarana dakwah. Inilah yang menjadi pendekatan budaya oleh Sunan Kalijaga untuk mengajak masyarakat Jawa memeluk agama Islam.
Ketupat berasal dari kata kupat yang memiliki arti ganda yakni ngaku lempat (mengakui kesalahan) dan laku papat ( empat tindakan).
Empat tindakan yakni : luberan (melimpahi), leburan (melebur dosa), lebaran (pintu ampunan terbuka lebar), dan laburan( mensucikan diri).
Isian beras dalam ketupat dilambangkan sebagai hawa nafsu. Janur merupakan singkatan yang artinya jatining nur (hati nurani). Jika digabungkan Ketupat memiliki arti manusia yang menahan hawa nafsu dengan mengikuti hati nurani.
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait