NGANJUK, iNewsNganjuk.id - Nyadran atau bersih Desa merupakan tradisi dan sudah turun temurun. Salah satu yang masih melakukan tradisi tersebut yakni masyarakat Desa Kramat. Kirab diawali dengan pawai dari lapangan desa Kramat menuju punden desa, Jumat (26/05/2023).
Pawai kirab ini diikuti oleh warga masyarakat yang memakai atribut khas Jawa. Dalam pawai tersebut warga membawa gunungan yang berisi hasil bumi, sayur-sayuran, buah dan palawija serta ogoh-ogoh. Arakan dimulai dari lapangan Desa Kramat menuju ke punden Desa Kramat.
Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengungkapkan Nyadran atau sedekah bumi ini membuat banyak makna yakni untuk melestarikan budaya Jawa, yang merupakan wujud dari rasa syukur atas melimpahnya hasil bumi.
" Nyadran atau bersih desa di desa Kramat ini sangat baik. Dimulainya arak-arakan dari lapangan sampai ke punden desa. Ada hasil bumi, ogoh-ogoh, dan ada prosesi membawa nasi berkat kemudian diperebutkan oleh warga serta ada juga wayang krucil," ungkap Marhaen.
Kang Marhaen menambahkan sedekah bumi atau Nyadran ini memiliki banyak makna kita melihat banyak sejarah dari nenek moyang dan leluhur terdahulu di Desa Kramat ini. Bersyukur kepada Allah karena telah memberikan banyak berkah.
" Nyadran juga menumbuhkan rasa gotong royong antar warga. Pada bulan Juni nanti akan ada boyong dan sedekah bumi Kabupaten Nganjuk. Nanti akan dilakukan boyong dari Berbek ke Alun-alun Kabupaten Nganjuk," ungkap Marhaen.
Alhamdulillah untuk acara bersih Desa sangat ramai, antusias warga dan anak-anak sangat lah baik semua jadi satu di punden Desa Kramat.
Hadir dalam acara ini Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Ketua PKK Yuni Marhaen, Camat Kabupaten Nganjuk, Lurah Kramat dan Forkopimcam.
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait