Dalam masyarakat setempat, jembatan ini sering disebut sebagai Jembatan Talang, karena awalnya digunakan sebagai selokan. Pembangunan jembatan ini dilakukan pada tahun 1904 atau 1950 sebagai bagian dari proyek pengembangan Kawasan Irigasi Kedungkandang di Kota dan Kabupaten Malang.
Menariknya, Jembatan Air Talang dibangun tanpa menggunakan semen, melainkan dengan menggunakan kapur gamping, batu bata, dan lem dari getah pohon. Namun, untuk mengunjungi tempat ini, perlu berhati-hati karena arus sungai yang lumayan deras, serta jalanan yang terjal dan curam.
Meskipun tujuannya adalah untuk penyeberangan air, manusia juga dapat menggunakan jembatan ini. Di sisi jembatan, terdapat ruang bagi manusia untuk berjalan di tepinya, yang sering digunakan oleh warga sekitar untuk melewati Desa Bululawang dan Desa Senggrong.
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait