JOMBANG, iNewsNganjuk.id,- Pada bulan Ramadhan seperti ini tidak ada salahnya kita beri'tikaf di Masjid. Salah satunya masjid tertua yang berada di kompleks Pondok Pesantren Majma'al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang, Selasa (28/03/2023).
Masjid Baitus Siddiqin yang di bangun tahun 1948 oleh KH Abdul Mu'ti dengan corak arsitektur Jawa ini masih berdiri kokoh sampai sekarang. Selama bulan Ramadhan masjid ini digunakan untuk kegiatan ibadah seperti pada umumnya, seperti Sholat lima waktu, sholat tarawih dan tadarus Alquran.
Masjid Baitus Siddiqin masih mempertahankan bangunan lama dan masih banyak ukir- ukiran, baik dipintu maupun jendela dan tampak tiang penyangga masjid juga masih terawat dengan baik.
Hiasan dinding menambah keindahan masjid dan tampak elegan sehingga sangat betah kalau mau beribadah sholat disini.
Bangunan masjid ini berarsitektur Jawa dan masih mempertahankan bangunan lama sejak berdiri hingga saat ini, dibuktikan dengan banyaknya ukiran di pintu dan jendela.
Ulil Absor salah satu pengurus ponpes Shiddiqiyah mengungkapkan di Pesantren ini Masjid tertua yang berdiri 1948. Masjid ini dibangun oleh ayah dari Muhammad Muchtar Mu'ti yang bernama KH Abdul Mu'ti.
Ulil menjelaskan masjid di Pesantren Shiddiqiyah ini dinamakan masjid Baitus Siddiqin Pusat, karena di daerah - daerah itu ada masjid yang bernama masjid Baitus Siddiqin.
" Masjid di daerah itu cabang dari tarikat Shiddiqiyah dan masjid ini dibangun oleh abah dari Mursid kami, yakni KH. Abdul Mu'ti dan selesai pada tahun 1948," ungkap Ulil.
Awal mula Pondok Pesantren Shiddiqiyah mendirikan pondok pesantren yang bernama Pesantren Kedung Turi. Pembangunan ini dilakukan sebelum adanya bangunan masjid maupun ponpes Shiddikiyah.
" Dulu pernah dibangun Pondok Pesantren Kedung Turi, namun masjid ini belum ada. Ponpes Majma'al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Siddiqiyah lebih dulu masjid ini, karena masjid tahun 1948 sedangkan Ponpes Shiddiqiyah tahun 1972," ungkap Ulil.
Meskipun merupakan Masjid tertua namun masjid ini pernah satu kali direnovasi. Itupun hanya pada lantai dan atapnya, sedangkan bangunan yang lainnya masih utuh.
" Untuk kapasitasnya mampu menampung puluhan jamaah, kalau untuk yang didalam kapasitasnya sekitar 70 jamaah dan untuk diluar bisa menampung 150 jamaah," pungkasnya.
Di belakang Pondok Pesantren Shiddiqiyah ini juga dibangun monumen megah untuk memperingati hari santri yang jatuh pada 22 Oktober. Untuk mengenang perjuangan resolusi jihad yang di lakukan oleh para santri yang berjuang memperjuangkan kemerdekaan.
Editor : Meita Nila Sari