6 Tradisi Masyarakat Jawa Timur Sambut Ramadhan, Mulai Magengan hingga Nyadran

Meita Nila Sari
Nyadran merupakan trs masyarakat Nganjuk yang masih lestari hingga saat ini,bisanya di gelar sebelum menyambut bulan Ramadhan. Foto: iNewsNganjuk.id/ Meita

NGANJUK, iNewsNganjuk.id- Bulan Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh semua umat Islam. Bahkan kegembiraan Ramadhan sudah terasa sebelum memasuki bulan puasa.

Seperti halnya di Jawa Timur sebelum puasa tiba banyak masyarakat yang menggelar tradisi menyambut Ramadhan. 

Dan masing-masing daerah di Jawa Timur mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan tradisi tersebut.

Nah bagi kalian yang penasaran berikut beberapa tradisi menyambut Ramadhan di Jawa Timur

1. Megengan

Menjelang bulan Ramadhan masyarakat Jawa Timur menggelar selamatan yang biasanya disebut dengan Megengan. Selamatan ini biasanya dimulai dari pembersihan makam leluhur terlebih dahulu. 

Megengan sendiri berasal dari kata" megeng" yang berarti menahan. Dalam konteks puasa berarti menahan hawa nafsu selama bulan Ramadhan.

Makanan wajib yang harus ikut serta dalam tradisi megengan ini yakni Apem dan pisang raja. Selain juga ada makanan yang lainnya. Kata apem sendiri disebut dalam bahasa Arab yakni afaun atau afuwwun yang bermakna ampunan.

2. Tradisi bersih-bersih area makam 

Kegiatan bersih-bersih area makam biasa dikerjakan oleh masyarakat Jawa Timur setiap menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini dilakukan agar masyarakat yang akan berziarah ke makam saudara merasa nyaman.

Walaupun kegiatannya hampir sama disetiap daerah berbeda-beda dalam  penyebutannya. Seperti di daerah Bangkalan dan sekitarnya kegiatan seperti ini disebut dengan kosaran atau ngosaran.

Sedangkan di daerah lain seperti Bojonegoro dan sekitarnya disebut dengan merawat atau ngerawat. Sedangkan di Surabaya maupun Sidoarjo disebut dengan Gugur gunung.

Kegiatan seperti ini tidak ada arahan dari kepala desa ataupun pihak lainnya. Namun, semua kalangan dari orang dewasa, muda-mudi, maupun anak-anak bersama- sama membersihkan makam dari semak belukar menggunakan sabit maupun cangkul. Bahkan ada juga yang ngecat ulang pagar maupun bangunan disekitar makam.

Editor : Meita Nila Sari

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network