Warno kepala desa Ngetos mengungkapkan jika kegiatan kirab pusaka dan Jamasan pusaka ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan suro. Pusaka ini di jamas di balai Desa oleh para empu-empu yang ada di Desa Ngetos.
" Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun karena merupakan budaya leluhur dari Desa Ngetos. Di Desa Ngetos ini banyak budaya, hal ini kita lakukan untuk melestarikan budaya, agar warga masyarakat tahu ini merupakan budaya dari leluhur terdahulu," ungkap Warno.
Warno kepala desa menambahkan pada bulan suro ini juga masih banyak kegiatan yang ada di Desa Ngetos ini. Diantaranya Nyadran, Jamasan pusaka, Reog keliling dan masih banyak rangkaian kegiatan lainnya pada bulan Suro. Ini semua untuk nguri-nguri budaya Jawa.
" Pusaka yang dijamas pada hari ini sekitar 20 pusaka, ini belum semua karena banyak pusaka yang di jamas sendiri di rumah masing-masing. Kegiatan ini kita lakukan setiap tahun dan antusias warga sangat baik," tutup Warno.
Sukarno Dahlan Empu dari Desa Ngetos menggungkap jika pusaka yang di jamas di balai desa yakni, bermacam keris, tombak. Sedangkan yang tidak di jamas yakni dalam bentuk jimatan seperti Semar, Bedog Wesi Kuning serta pusaka kecil-kecil.
" Pusaka dalam bentuk jimatan tidak ikut dijamas karena akan hilang. Tahun lalu sudah pernah kejadian dan kembali ke pemiliknya masing-masing. Serta kodamnya yang agak nakal tidak ikut di jamas," ungkap Sukarno.
Kegiatan ini diikuti oleh para sesepuh Desa Ngetos, perangkat Desa, pendekat dari beberapa perguruan silat, warga desa Ngetos, serta mahasiswa dari Uniska Kediri dan UINSA Surabaya.
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait