Dalam menjalankan doa-doa ini, penting untuk memahami maknanya dan meresapi setiap kalimat dengan penuh keikhlasan. Selain berdoa, konsisten dalam beribadah, merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an, dan bertafakkur adalah langkah-langkah tambahan untuk mencapai ketenangan hati yang diinginkan. Semoga doa-doa ini menjadi penyejuk dan penenang bagi hati yang gelisah.
Terdapat beberapa hadist yang menyampaikan tentang keutamaan doa, ketenangan hati, dan menghapus kegelisahan. Salah satu hadist yang relevan adalah hadist riwayat Abu Hurairah:
Hadist:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "مَا قَالَ عَبْدٌ حَسَنَةً، فَيَقُولُ اللَّهُمَّ اكْتُبْهَا لِي فِي حَسَنَاتِهِ إِلَّا وَهُوَ قَائِمٌ أَوْ قَائِمَةٌ، وَمَا قَالَ عَبْدٌ سَيِّئَةً، فَيَقُولُ اللَّهُمَّ حَاشَا لِكِتَابِي: عَبْدِي قَدْ عَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ، فَغَفَرْتُ لِعَبْدِي وَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَأْخُذُ بِالذَّنْبِ فَعَذَبْتُهُ".
Artinya:
Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang hamba mengucapkan kalimat baik, lalu dia berkata, 'Ya Allah, catatkan bagiku pahala ini dalam amalku,' kecuali amal baik tersebut dicatat oleh Allah dalam catatan kebaikannya, baik ketika dia sedang berdiri atau duduk. Dan tidaklah seorang hamba mengucapkan kalimat buruk, lalu dia berkata, 'Ya Allah, tidaklah Engkau mencatat kejelekan ini dalam catatan amalku,' kecuali Allah berfirman, 'Hai malaikat-Ku, Aku telah memberitahukan kepada kalian bahwa Aku memiliki seorang hamba yang tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa dosa. Aku telah mengampuni dosanya.'"
(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibn Majah)
Hadist ini menggambarkan bagaimana doa setelah berbuat baik dapat dicatat sebagai kebaikan dalam amal perbuatan seseorang. Sebaliknya, doa untuk menyembunyikan dosa juga menjadi bukti kebijaksanaan Allah dalam memberikan ampunan. Doa ini mencerminkan pengertian tentang Tuhan yang Maha Pengampun dan Maha Menyiksa, memberikan ketenangan hati bagi mereka yang menghadapinya dengan penuh keyakinan.
Editor : Meita Nila Sari
Artikel Terkait